Strategi yang diusulkan dalam Taskap ini antara lain meningkatkan investasi sektor maritim, mempercepat modernisasi infrastruktur pelabuhan, memperkuat regulasi lingkungan, mendorong kepemimpinan pemerintah daerah, serta meningkatkan literasi teknologi dan kompetensi SDM pelabuhan melalui pelatihan dan sertifikasi.
Kolaborasi multipihak antara pemerintah pusat, daerah, industri pengelola pelabuhan, dan masyarakat menjadi faktor kunci keberhasilan implementasi konsep green and smart port. Kerja sama internasional juga diperlukan untuk mendorong transfer teknologi dan pendanaan pembangunan infrastruktur ramah lingkungan.
Transformasi pelabuhan juga harus dipadukan dengan ekonomi biru sebagai arah strategis pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan, di mana keseimbangan ekonomi dan ekologi menjadi prinsip utama. Dengan demikian, pelabuhan dapat menjadi simpul ekonomi modern yang tetap menjaga keutuhan lingkungan.
Sebagai studi kasus, pelabuhan di wilayah Sumatera seperti Pelabuhan Belawan menjadi contoh penting dalam penerapan model pengembangan pelabuhan hijau dan cerdas untuk penguatan ekonomi regional dan nasional. Upaya peningkatan modernisasi pelabuhan ini dapat menjadi pemicu pertumbuhan pusat industri baru yang terintegrasi dengan logistik perdagangan internasional.
Pelabuhan yang efisien dan ramah lingkungan menjadi wajah Indonesia di mata dunia. Reputasi positif akan meningkatkan arus investasi, memperkuat posisi tawar perdagangan internasional, dan mendukung mimpi besar Indonesia menjadi pusat logistik maritim Asia pada 2045.
Dengan semangat transformasi menuju Indonesia Emas, pembangunan pelabuhan hijau dan cerdas adalah langkah strategis untuk memastikan kemandirian ekonomi, keberlanjutan lingkungan, serta ketangguhan nasional menghadapi tantangan global.
Kertas Karya Ilmiah Perseorangan ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi substantif bagi pengambil kebijakan, akademisi, dan pelaku industri untuk bersama mengoptimalkan potensi pelabuhan sebagai pilar ketahanan ekonomi nasional. (MF/BIA)
