Kolonel Laut (PM) Khoirul Fu’ad, S.H., M.M., CHRMP., peserta Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) LXVIII Lemhannas RI, melalui Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) berjudul “Green and Smart Port Guna Ketahanan Ekonomi”, mengangkat urgensi transformasi pelabuhan Indonesia menuju standar keberlanjutan dan digitalisasi modern. Tema ini menjadi sangat relevan mengingat peran strategis pelabuhan sebagai simpul utama logistik nasional dan internasional, serta kontribusinya pada ketahanan ekonomi dan kesejahteraan bangsa.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki lebih dari 17.508 pulau dan garis pantai sepanjang 108 ribu kilometer. Kondisi geopolitik dan geografis tersebut menjadikan pelabuhan sebagai infrastruktur vital yang menopang pergerakan manusia, barang, dan kapital. Pelabuhan tidak sekadar menjadi lokasi sandar kapal, namun juga menjadi pusat ekonomi regional yang mempengaruhi distribusi logistik, pertumbuhan industri, dan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir.
Saat ini Indonesia tercatat memiliki 2.420 pelabuhan yang berkembang dari 1.760 pada tahun 2019. Pembangunan tersebut menunjukkan perhatian besar pemerintah terhadap infrastruktur maritim. Namun, di tengah percepatan modernisasi global, berbagai persoalan masih muncul, seperti keterbatasan fasilitas bongkar muat, penumpukan kontainer yang memakan waktu berhari-hari, lemahnya sistem digital, serta pencemaran lingkungan laut akibat limbah operasional pelabuhan.
Pengembangan konsep green and smart port menjadi solusi strategis untuk menjawab berbagai tantangan tersebut. Pelabuhan hijau (green port) bertumpu pada prinsip keberlanjutan lingkungan, termasuk pengelolaan limbah, pengendalian emisi karbon, penggunaan energi terbarukan, dan kepatuhan terhadap standar lingkungan global. Sementara smart port diarahkan pada penerapan teknologi digital dan otomasi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi, seperti penggunaan Internet of Things (IoT), sistem pendataan berbasis digital, dan otomatisasi peralatan bongkar muat.
Implementasi kedua konsep tersebut dipercaya tidak hanya meningkatkan daya saing pelabuhan nasional, tetapi juga memacu pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan produktivitas, kelancaran arus logistik, serta pengurangan biaya operasional. Transformasi ini juga berkontribusi pada peningkatan kepercayaan dunia internasional dan menarik investasi global di bidang industri maritim dan logistik.
