Membangun Masa Depan Berkelanjutan Melalui Pertambangan Mineral Ramah Lingkungan

Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) karya Komisaris Besar Polisi Guntur Agung Supono, S.I.K., M.Si., peserta Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) LXVIII Lemhannas RI Tahun 2025, mengangkat tema strategis tentang “Pertambangan Mineral Ramah Lingkungan Guna Terwujudnya Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan.” Taskap ini membahas bagaimana pengelolaan sumber daya mineral dapat diarahkan untuk tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan memperkuat kesejahteraan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan capaian positif, namun ketimpangan dan tantangan lingkungan masih menjadi persoalan yang memerlukan perhatian serius. Di tengah kebutuhan global terhadap mineral strategis seperti nikel dan bauksit, Indonesia menghadapi dilema antara pemanfaatan kekayaan alam untuk pembangunan dan perlindungan lingkungan hidup demi keberlanjutan jangka panjang. Situasi ini menjadi konteks utama lahirnya gagasan transformasi pertambangan mineral ramah lingkungan.

Dalam Taskap ini, penulis menegaskan bahwa sektor pertambangan merupakan salah satu tulang punggung ekonomi nasional dengan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto. Namun, tanpa pengelolaan yang bijak, dampak buruk seperti deforestasi, polusi, dan kerusakan sosial dapat mengikis manfaat ekonomi tersebut. Dengan kata lain, nilai strategis sektor pertambangan harus diimbangi dengan penerapan prinsip keberlanjutan yang ketat.

Penulis menguraikan bahwa praktik pertambangan di Indonesia masih menghadapi persoalan serius. Mulai dari kegiatan ilegal, lemahnya pengawasan, hingga konflik kepentingan yang berujung pada kerugian negara miliaran hingga triliunan rupiah. Kondisi ini tidak hanya menurunkan kualitas lingkungan, tetapi juga menghambat pembangunan ekonomi inklusif yang mengedepankan pemerataan kesejahteraan.

Taskap ini memberikan sorotan mendalam terkait kerusakan ekosistem yang ditimbulkan akibat kegiatan tambang yang tidak terkendali. Penelitian dan data resmi menunjukkan bahwa pencemaran air, kerusakan tanah, serta hilangnya biodiversitas banyak terjadi di daerah operasi tambang. Bahkan, beberapa wilayah mengalami penurunan kualitas kesehatan masyarakat akibat paparan logam berat dan pencemaran limbah tambang.

Scroll to Top