Optimalisasi Pembiayaan Sektor Keuangan untuk Akselerasi Hilirisasi Pangan Menuju Ketahanan Ekonomi Nasional

Taskap juga mengungkap bahwa kelemahan skema pembiayaan yang bersifat one size fits all masih menghambat arah pembiayaan yang lebih tepat sasaran. Contoh pada komoditas cabai, yang memerlukan pendekatan pembiayaan berbasis value chain financing, memperlihatkan pentingnya desain pembiayaan yang sesuai karakteristik komoditas. Hal ini menegaskan perlunya inovasi model pembiayaan adaptif sesuai siklus produksi dan potensi nilai tambah.

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan pendukung seperti program KUR, KUR Alsintan, RPIM, dan insentif ATMR, serta penugasan strategis kepada Badan Pangan Nasional. Namun efektivitas implementasinya masih perlu penguatan, terutama pada aspek sinergi antar lembaga dan peningkatan literasi pelaku usaha. Fokus hilirisasi pada komoditas beras, cabai, bawang merah, dan perikanan dinilai strategis karena memberikan kontribusi besar pada inflasi pangan dan stabilitas ekonomi masyarakat.

Dalam dimensi global, disrupsi rantai pasok akibat pandemi COVID-19, perang dagang, dan tensi geopolitik mempertegas urgensi membangun kemandirian pangan nasional. Penurunan impor beras selama pandemi menunjukkan pentingnya memperkuat hilirisasi domestik guna menjaga stabilitas pangan dalam situasi krisis. Dengan demikian, pembiayaan sektor keuangan bukan hanya instrumen ekonomi, tetapi juga pilar ketahanan nasional.

Taskap ini menawarkan solusi strategis berbasis pendekatan supply dan demand pembiayaan. Dari sisi supply, penulis mendorong penyempurnaan skema pembiayaan KUR berbasis komoditas, pendirian lembaga pembiayaan khusus untuk UMKM hilirisasi pangan, serta pemanfaatan teknologi pembayaran digital melalui payment ID sebagai sumber data keuangan alternatif untuk meningkatkan bankability pelaku usaha. Kebijakan fiskal dan penjaminan pembiayaan melalui Koperasi Desa Merah Putih juga menjadi instrumen penting untuk memperkuat resiliensi pembiayaan.

Dari sisi demand, Taskap menekankan pentingnya peningkatan kapasitas UMKM melalui pelatihan manajemen keuangan, manajemen produksi, serta adopsi teknologi. Strategi ini diharapkan menciptakan ekosistem pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan, sehingga risiko pembiayaan dapat ditekan tanpa menghambat pertumbuhan usaha. Pemberdayaan UMKM bukan hanya memperluas akses pembiayaan, tetapi juga meningkatkan kualitas usaha untuk menjadi motor ekonomi daerah.

Scroll to Top