Eka menilai, partisipasi aktif Indonesia di BRICS menunjukkan kemampuan diplomasi nasional untuk beradaptasi dengan perubahan tatanan dunia. Dalam hal ini, Indonesia tidak lagi hanya menjadi penonton dalam percaturan global, tetapi menjadi pemain yang turut memengaruhi arah kebijakan ekonomi internasional. Peran ini memperkuat citra Indonesia sebagai negara dengan politik luar negeri bebas-aktif yang modern dan berorientasi hasil.
Melalui kajian yang tajam dan berbasis data, Eka Syarif Nugraha Husen mengajukan rekomendasi agar Indonesia mengoptimalkan keanggotaan BRICS dengan strategi yang terarah. Pemerintah diharapkan memperkuat koordinasi lintas kementerian, memperluas jejaring ekonomi dengan anggota BRICS lainnya, serta mendorong inovasi kebijakan yang berpihak pada penguatan ekonomi nasional. Dengan demikian, diplomasi ekonomi Indonesia akan semakin efektif dalam mendukung kemandirian dan daya saing bangsa.
Taskap ini menjadi kontribusi pemikiran strategis dari peserta P4N Lemhannas RI dalam mendukung arah kebijakan nasional di bidang hubungan luar negeri. Melalui riset mendalam, Eka menunjukkan bagaimana lembaga pendidikan kepemimpinan nasional berperan sebagai inkubator gagasan strategis untuk memperkuat kapasitas negara dalam menghadapi tantangan global. Lemhannas RI, melalui program P4N, terus menjadi pusat pengembangan kepemimpinan nasional yang berpikir visioner, analitis, dan berorientasi pada kepentingan bangsa.
Naskah karya ini mempertegas bahwa diplomasi ekonomi adalah wujud nyata dari politik luar negeri yang pro-rakyat dan berorientasi pada kesejahteraan. Dengan bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS, terbuka peluang besar untuk memperluas pengaruh ekonomi Indonesia di kancah global sekaligus memperkuat fondasi kemandirian nasional. Langkah ini bukan hanya tentang posisi di forum internasional, tetapi tentang masa depan ekonomi bangsa yang lebih berdaulat, inklusif, dan berdaya saing tinggi. (MF/BIA)
