Sebagai bagian dari rekomendasi, Taskap ini mengusulkan sejumlah langkah konkret, antara lain memperluas program reskilling dan upskilling, memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan industri, serta memperluas pusat pelatihan digital di daerah-daerah yang masih tertinggal. Budhi Utomo juga menekankan perlunya pemberdayaan kelompok rentan, seperti perempuan dan penyandang disabilitas, agar turut berperan dalam ekosistem digital nasional.
Lebih lanjut, ia mendorong terbentuknya kebijakan nasional berbasis data yang memantau kebutuhan dan distribusi talenta digital di seluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian, kebijakan pembangunan SDM digital dapat disusun secara terukur dan berkelanjutan sesuai dengan potensi daerah masing-masing. Pendekatan ini sejalan dengan visi Satu Data Indonesia yang menjamin integrasi dan transparansi informasi lintas sektor.
Melalui karya ilmiahnya, Budhi Utomo berharap agar Lemhannas RI dapat terus menjadi pusat penggodokan pemimpin nasional yang adaptif terhadap perubahan teknologi. Menurutnya, kepemimpinan masa depan harus memiliki kemampuan literasi digital tinggi, berpikir strategis, serta mampu mengarahkan transformasi digital secara etis dan inklusif sesuai nilai-nilai Pancasila.
Pada akhirnya, Taskap ini memberikan refleksi penting bahwa keberhasilan transformasi digital Indonesia sangat bergantung pada kesiapan sumber daya manusianya. Talenta digital yang unggul, berintegritas, dan berjiwa kebangsaan akan menjadi penentu keberhasilan bangsa dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Karya Budhi Utomo menjadi kontribusi pemikiran strategis yang memperkuat peran Lemhannas RI dalam mencetak pemimpin berwawasan digital sekaligus berkarakter kebangsaan. (MF/BIA)