Kolonel Inf Budhi Utomo, S.I.P., peserta Program Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) Angkatan LXVIII Tahun 2025 Lemhannas RI, menyusun Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) berjudul “Pengembangan Potensi Talenta Digital Guna Mempercepat Transformasi Digital Indonesia.” Karya ilmiah ini menyoroti pentingnya pengembangan sumber daya manusia digital sebagai pilar utama dalam mempercepat agenda transformasi digital nasional yang tengah digencarkan pemerintah menuju Indonesia Emas 2045.
Dalam karya ilmiahnya, Budhi Utomo menegaskan bahwa transformasi digital tidak sekadar agenda teknologi, melainkan strategi pembangunan bangsa untuk meningkatkan daya saing di era globalisasi. Pemanfaatan teknologi informasi di sektor pemerintahan, ekonomi, pendidikan, hingga pertahanan menuntut kehadiran talenta digital yang kompeten dan adaptif terhadap perubahan zaman. Namun, kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga digital masih menjadi tantangan besar yang harus segera dijembatani.
Melalui pendekatan analitis, penulis mengungkapkan bahwa Indonesia membutuhkan sedikitnya 15 juta talenta digital hingga tahun 2030. Saat ini, kemampuan nasional baru mencakup sekitar 12 juta tenaga kerja digital, sehingga terdapat kekurangan signifikan yang berpotensi memperlambat laju transformasi. Kesenjangan ini berdampak pada daya saing nasional, terutama di sektor-sektor strategis seperti e-commerce, manufaktur berbasis industri 4.0, serta keamanan siber dan layanan publik digital.
Taskap ini juga menyoroti upaya pemerintah melalui program Digital Talent Scholarship (DTS) yang digagas Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Program tersebut menjadi langkah konkret dalam mencetak SDM unggul di bidang teknologi, dengan pelatihan yang mencakup kecerdasan buatan, komputasi awan, keamanan siber, dan pemrograman. Inisiatif ini diharapkan menjadi fondasi bagi terbentuknya ekosistem digital nasional yang inklusif dan berdaya saing global.
Dalam penelitiannya, Budhi Utomo menekankan pentingnya infrastruktur digital sebagai pondasi percepatan transformasi. Pembangunan jaringan Palapa Ring sepanjang lebih dari 12.000 kilometer serta peluncuran satelit SATRIA-1 merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam memperluas konektivitas nasional. Meski demikian, ia menilai bahwa pemerataan pemanfaatan teknologi masih menjadi pekerjaan rumah besar, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).