Taskap ini juga memaparkan bahwa pembangunan infrastruktur yang kuat memiliki kontribusi langsung terhadap ketahanan nasional. Infrastruktur yang terkoneksi tidak hanya memperkuat perekonomian, tetapi juga memperkokoh integrasi sosial, meningkatkan keamanan wilayah, dan memperluas jangkauan pemerintahan dalam melayani masyarakat di seluruh penjuru negeri.
Lebih jauh, Antonius menyampaikan rekomendasi strategis untuk memperkuat konektivitas infrastruktur nasional. Ia menekankan perlunya sinkronisasi perencanaan antara pusat dan daerah, inovasi pembiayaan, pemanfaatan data geospasial, serta peningkatan kolaborasi lintas sektor. Sinergi ini diharapkan mampu menekan kesenjangan wilayah dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara berdaya saing tinggi di Asia Tenggara.
Melalui hasil kajiannya, Antonius menegaskan bahwa konektivitas infrastruktur yang kokoh merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan ketahanan nasional yang berkelanjutan. Dengan keterpaduan kebijakan, teknologi, dan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur bukan sekadar proyek fisik, melainkan instrumen strategis bagi kemajuan bangsa.
Taskap ini menjadi refleksi intelektual yang mendalam sekaligus ajakan untuk membangun Indonesia yang lebih terkoneksi, efisien, dan tangguh menghadapi tantangan global. Sebagaimana disimpulkan oleh penulis, “Konektivitas yang baik adalah urat nadi daya saing bangsa. Tanpa konektivitas, tidak ada produktivitas, dan tanpa produktivitas, mustahil kita mencapai ketahanan nasional yang sejati.” (ALV/BIA)