Kolonel Mar Aris Budiadi, S.Pi., M.M., peserta Program Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) LXVIII Lemhannas RI Tahun 2025, menulis Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) berjudul “Infrastruktur Pelabuhan Guna Mendukung Konektivitas Antar Wilayah di Indonesia.” Melalui karya ini, beliau menegaskan bahwa pelabuhan adalah simpul vital dalam memperkuat konektivitas nasional dan menjadi kunci utama dalam mewujudkan pemerataan pembangunan di negara kepulauan terbesar di dunia.
Indonesia dengan lebih dari 17.000 pulau menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan keterhubungan antarwilayah. Dalam konteks itu, pelabuhan menjadi tulang punggung utama bagi mobilitas logistik, perdagangan, dan ekonomi maritim. Kolonel Aris menekankan bahwa penguatan infrastruktur pelabuhan bukan hanya soal pembangunan fisik, melainkan juga tentang menghubungkan ekonomi, budaya, dan potensi daerah agar saling menopang satu sama lain dalam satu kesatuan ekonomi nasional.
Dalam Taskap-nya, Kolonel Aris menyoroti bahwa konektivitas pelabuhan berperan langsung terhadap efisiensi logistik nasional. Saat infrastruktur pelabuhan modern, efisien, dan terintegrasi, arus barang menjadi lancar, biaya logistik menurun, dan distribusi hasil produksi ke seluruh penjuru negeri dapat dilakukan dengan cepat. Pelabuhan dengan kapasitas memadai juga mendorong investasi dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Data yang dikaji menunjukkan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 2.400 pelabuhan pada 2024, tetapi sebagian besar masih menghadapi kendala fasilitas, teknologi, dan manajemen. Banyak pelabuhan belum mampu menampung arus logistik modern dan masih tertinggal dibandingkan negara tetangga. Kondisi ini tercermin dari peringkat Logistics Performance Index (LPI) Indonesia tahun 2023 yang berada di posisi ke-63 dunia, turun dari posisi ke-46 tahun sebelumnya.