Dalam rangkaian kegiatan Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Angkatan LXVIII Tahun 2025, Dr. (Cand) Aniqotul Ummah, S.Th.I., S.Sos., M.Sos. mempresentasikan Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) berjudul “Pengelolaan Sumber Daya Nasional ‘Program Food Estate’ Guna Meningkatkan Ketahanan Pangan dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Emas 2045”. Karya ilmiah ini menawarkan pendekatan strategis dalam membangun kemandirian pangan nasional sebagai fondasi menuju visi besar Indonesia Emas 2045.
Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar, khususnya di sektor pertanian. Namun, tantangan ketahanan pangan semakin kompleks di tengah dinamika global, perubahan iklim, serta ketergantungan pada impor pangan strategis. Dalam Taskap ini, Aniqotul Ummah menegaskan pentingnya transformasi tata kelola pangan nasional agar selaras dengan arah pembangunan jangka panjang negara.
Program Food Estate menjadi salah satu fokus utama dalam pembahasan. Sebagai kawasan pertanian terpadu berskala besar, Food Estate diharapkan mampu mengoptimalkan lahan, meningkatkan produktivitas, serta memperkuat sistem logistik pangan nasional. Namun, keberhasilannya bergantung pada sinergi antar sektor, kejelasan regulasi, dan pelibatan masyarakat secara aktif.
Aniqotul Ummah menyoroti bahwa beberapa proyek Food Estate sebelumnya menghadapi kendala serius, mulai dari ketidaksesuaian ekologis, konflik sosial, hingga lemahnya perencanaan lintas sektor. Ia menekankan perlunya kebijakan berbasis data dan kolaborasi antarkementerian agar program ini tidak mengulangi kegagalan masa lalu seperti Proyek Lahan Gambut (PLG) di Kalimantan Tengah dan MIFEE di Papua.
Dalam analisisnya, ia menjelaskan bahwa ketahanan pangan bukan sekadar ketersediaan bahan pangan, tetapi juga mencakup aspek aksesibilitas, stabilitas, dan pemanfaatan pangan secara berkelanjutan. Karena itu, pendekatan Food Estate perlu diarahkan untuk membangun kedaulatan pangan nasional yang memprioritaskan kesejahteraan petani dan keadilan sosial.
Penelitian ini juga mengungkap bagaimana penerapan teknologi pertanian modern seperti irigasi presisi, penggunaan varietas unggul, dan sistem informasi digital dapat meningkatkan efisiensi produksi serta menekan kehilangan hasil pascapanen. Aniqotul Ummah menilai digitalisasi pertanian sebagai kunci modernisasi sistem pangan nasional.