Selain itu, Dr. Antoni juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat. Hilirisasi pangan tidak dapat berjalan optimal jika hanya mengandalkan satu pihak. Kolaborasi multisektor diperlukan untuk membangun ekosistem industri pangan yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan kerja sama yang kuat, seluruh rantai produksi dapat bergerak sinergis menuju kemandirian ekonomi.
Melalui Taskap ini, Dr. Antoni Ludfi Arifin mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memandang hilirisasi pangan bukan sekadar proses industrialisasi, tetapi juga bagian dari strategi ketahanan ekonomi nasional. Transformasi ini diharapkan menjadi jalan menuju kemandirian bangsa dalam menyediakan pangan dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Pada akhirnya, gagasan hilirisasi pangan yang ditawarkan dalam Taskap ini menggambarkan visi besar tentang Indonesia yang berdaulat secara ekonomi dan tangguh dalam menghadapi tantangan global. Dengan kebijakan yang konsisten, dukungan teknologi, dan komitmen bersama, sektor pangan Indonesia dapat menjadi motor penggerak utama pembangunan nasional.
Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) Lemhannas RI melalui karya seperti ini terus berkontribusi dalam melahirkan pemimpin strategis yang berpikir visioner dan berbasis solusi. Hilirisasi pangan, sebagaimana diuraikan oleh Dr. Antoni Ludfi Arifin, bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang masa depan ketahanan bangsa.IP/BIA
