Taskap ini juga menguraikan bagaimana sinergi antarlembaga sangat diperlukan dalam pelaksanaan strategi komunikasi nasional. Lembaga pemerintah, aparat keamanan, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil harus memiliki kesamaan pandangan dan koordinasi yang solid. Alfonso menekankan pentingnya membangun ekosistem komunikasi nasional yang responsif, transparan, dan berbasis data agar langkah pencegahan dapat dilakukan secara cepat dan tepat sasaran.
Ia mengaitkan gagasannya dengan cita-cita Asta Cita Presiden Republik Indonesia, khususnya cita ketiga tentang memperkuat ketahanan sosial budaya dan karakter bangsa. Menurut Alfonso, ketahanan sosial tidak mungkin terwujud tanpa komunikasi yang sehat dan saling mempercayai antar elemen bangsa. Oleh karena itu, pembangunan karakter bangsa harus disertai penguatan literasi dan komunikasi kebangsaan di ruang publik, termasuk di dunia digital.
Melalui karyanya, Alfonso menegaskan bahwa strategi komunikasi bukan sekadar alat menyampaikan informasi, melainkan instrumen membangun kesadaran kolektif bangsa. Ia mendorong setiap pemimpin di berbagai lini untuk menjadi komunikator yang bijak, terbuka, dan solutif. Komunikasi yang jernih, jujur, dan empatik akan memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintah serta mencegah berkembangnya disinformasi yang menjadi bahan bakar bagi radikalisme.
Pada bagian akhir karyanya, Alfonso menyampaikan rekomendasi agar pemerintah memperkuat kapasitas komunikasi publik di tingkat daerah melalui pelatihan, pendampingan, dan kolaborasi dengan komunitas lokal. Ia juga menyarankan pembentukan jaringan komunikasi kewaspadaan dini berbasis masyarakat untuk memperkuat deteksi dini terhadap potensi ancaman. Langkah ini dinilai mampu membangun partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga stabilitas dan ketahanan nasional.
Karya ilmiah Alfonso Doly Gelbert Sinaga menjadi refleksi penting tentang bagaimana komunikasi dapat menjadi benteng ideologis bangsa di era digital. Melalui pemikiran yang sistematis dan aplikatif, ia menegaskan bahwa kekuatan bangsa terletak pada kemampuan rakyatnya untuk memahami, menyaring, dan mengelola informasi secara bijak. Di tengah derasnya arus digitalisasi, strategi komunikasi yang beretika dan berorientasi kebangsaan menjadi kunci dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.IP/BIA