Penulis juga mendorong peran DPR RI dalam mendukung alokasi anggaran pertahanan berbasis teknologi. Hal ini penting agar pengadaan alat utama sistem senjata berbasis digital dapat dilakukan dengan cepat, transparan, dan berorientasi pada kebutuhan strategis jangka panjang.
Tidak kalah penting adalah dukungan diplomasi teknologi melalui Kementerian Luar Negeri. Kolaborasi antarnegara dalam hal pertukaran teknologi dan transfer pengetahuan diyakini dapat mempercepat modernisasi pertahanan Indonesia sekaligus memperkuat posisi geopolitik bangsa di tingkat global.
Taskap ini menegaskan bahwa transformasi digital di bidang pertahanan harus menjadi agenda nasional yang konsisten, melibatkan berbagai kementerian dan lembaga, serta selaras dengan strategi pembangunan nasional. Dengan pendekatan yang menyeluruh, Indonesia dapat lebih siap menghadapi tantangan keamanan di era global yang sarat ketidakpastian.
Dengan demikian, karya ilmiah Tony Herdijanto tidak hanya memberikan gambaran tentang ancaman masa depan, tetapi juga menghadirkan solusi konkret yang dapat diimplementasikan oleh para pengambil kebijakan. Hal ini menjadikan Taskap ini sebagai kontribusi penting dalam upaya memperkokoh ketahanan nasional melalui jalur digitalisasi pertahanan.
Pada akhirnya, publikasi ini menjadi bagian dari khazanah pemikiran strategis yang bermanfaat bagi Lemhannas RI dan seluruh masyarakat akademik. Kehadiran Taskap ini diharapkan mampu menginspirasi pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan pertahanan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, sekaligus memperkuat daya saing bangsa dalam menghadapi spektrum ancaman global.(IP/BIA)