Pembahasan Taskap ini juga menguraikan tantangan yang dihadapi Indonesia, termasuk keterbatasan kapabilitas militer, tekanan eksternal dari negara besar, hingga perbedaan kepentingan antarnegara ASEAN. Namun, penulis melihat adanya peluang melalui peran Indonesia sebagai mediator, penyelenggara forum internasional, dan motor penggerak ASEAN Outlook on Indo-Pacific.
Strategi memperkuat diplomasi yang ditawarkan meliputi pendekatan smart power, yakni kombinasi soft power dan hard power. Indonesia didorong untuk meningkatkan kapasitas pertahanan sekaligus mengedepankan jalur dialog. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip bebas aktif yang memungkinkan Indonesia bersikap netral namun berdaya tawar tinggi.
Penulis juga menekankan pentingnya penguatan diplomasi pertahanan melalui kerja sama latihan militer, pertukaran pendidikan, dan penelitian bersama di bidang teknologi pertahanan. Langkah ini tidak hanya membangun interoperabilitas, tetapi juga meningkatkan kredibilitas Indonesia di mata mitra strategis.
Selain itu, keterlibatan aktif Indonesia dalam forum multilateral seperti ADMM-Plus, ARF, QUAD, dan kerja sama bilateral dengan negara-negara kunci seperti Amerika Serikat dan China menjadi kunci menjaga stabilitas kawasan. Indonesia perlu memanfaatkan posisi sebagai negara berpenduduk terbesar di ASEAN dan memiliki sumber daya alam melimpah untuk memperkuat posisi tawarnya.
Taskap ini menyimpulkan bahwa diplomasi yang kuat akan melindungi kepentingan nasional Indonesia dari potensi ancaman, baik dalam bentuk konflik militer maupun tekanan ekonomi. Netralitas tidak boleh dimaknai sebagai sikap pasif, melainkan aktif menginisiasi kerja sama dan menjadi penengah dalam konflik regional.
Rekomendasi yang diberikan antara lain perlunya pemerintah memperkuat kapasitas diplomasi melalui peningkatan sumber daya manusia, modernisasi pertahanan, dan penguatan sinergi lintas kementerian. Diplomasi publik juga disarankan untuk lebih masif agar persepsi internasional terhadap Indonesia semakin positif.
Naskah ini menjadi sumbangan pemikiran berharga bagi Lemhannas RI dan pemangku kepentingan strategis. Diharapkan hasil kajian ini dapat menjadi referensi bagi penyusunan kebijakan luar negeri dan pertahanan yang lebih adaptif terhadap dinamika Indo-Pasifik.
Dengan penyajian yang komprehensif dan berbasis data, Taskap ini layak menjadi rujukan bagi akademisi, praktisi hubungan internasional, dan para pembuat kebijakan. Diplomasi yang tangguh bukan hanya menjaga kedaulatan, tetapi juga memastikan Indonesia tetap menjadi pemain utama di kawasan Indo-Pasifik.