Taskap ini juga menyoroti ancaman krisis multidimensi yang dapat timbul apabila masalah pangan tidak segera diatasi. Kelangkaan pangan berpotensi memicu keresahan sosial, meningkatkan kemiskinan, melemahkan stabilitas politik, bahkan mengancam pertahanan dan keamanan negara. Dengan demikian, pertanian menjadi sektor strategis yang tidak boleh diabaikan.
Strategi optimalisasi peran generasi muda di sektor pertanian, menurut penulis, harus dilakukan melalui penguatan pendidikan dan pelatihan berbasis teknologi digital, penyediaan insentif serta akses permodalan, hingga penciptaan ekosistem pertanian modern yang ramah inovasi. Dengan langkah-langkah tersebut, pertanian dapat kembali menjadi sektor unggulan yang diminati generasi muda.
Selain itu, penting pula membangun citra baru bahwa profesi petani adalah profesi mulia dan strategis. Petani tidak hanya penyedia pangan, tetapi juga benteng ketahanan nasional. Perubahan mindset ini perlu diperkuat dengan dukungan kebijakan publik dan peran media dalam mengangkat kisah sukses generasi muda di bidang pertanian.
Pemerintah telah meluncurkan sejumlah program seperti Gerakan Tani Milenial dan digitalisasi pertanian. Namun, implementasi program tersebut perlu diperkuat agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh generasi muda. Dengan dukungan kebijakan yang konsisten, peluang besar digitalisasi pertanian dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kemandirian pangan nasional.
Taskap ini memberikan rekomendasi agar seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta, akademisi, maupun masyarakat, bersinergi dalam membangun sektor pertanian modern. Hanya dengan kolaborasi lintas sektor, upaya optimalisasi peran generasi muda dapat berjalan efektif.
Lebih jauh, Taskap ini mengingatkan bahwa pertanian bukan hanya soal pangan, melainkan juga tentang keberlanjutan pembangunan nasional. Dengan mengoptimalkan potensi generasi muda di era digital, Indonesia tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan pangan sendiri, tetapi juga berpeluang menjadi lumbung pangan dunia.
Melalui kajian yang komprehensif, Bambang Tjahjo Bawono menegaskan bahwa kedaulatan pangan adalah kedaulatan bangsa. Generasi muda adalah kunci, dan digitalisasi adalah sarana. Jika keduanya disinergikan, maka cita-cita swasembada pangan Indonesia dapat terwujud sebagai bagian dari langkah besar menuju Indonesia Emas 2045.