Membaca Laut China Selatan: Strategi Kewaspadaan Nasional dalam Menjaga Stabilitas Indonesia

Hendrison memaparkan bagaimana negara-negara di ASEAN pun tengah melakukan modernisasi militer sebagai respons terhadap ketegangan regional. Di tengah persaingan kekuatan besar, Indonesia harus membangun posisi tawar yang kuat, bukan hanya secara militer, namun juga dalam tataran kebijakan luar negeri dan regional leadership. Di sinilah peran strategis Padnas menjadi sangat vital.

Taskap ini tidak hanya membedah persoalan secara konseptual, tetapi juga operasional. Analisis SWOT dan pendekatan PESTL digunakan untuk mengidentifikasi risiko eksternal dan kekuatan internal Indonesia dalam menjaga integritas wilayah. Ini menjadi acuan penting bagi pengambil kebijakan dalam menyiapkan langkah taktis maupun strategis.

Lebih lanjut, Hendrison menyampaikan pentingnya kolaborasi multi-aktor dalam mendeteksi dan merespons ancaman—mulai dari TNI, Bakamla, Kementerian Kelautan dan Perikanan, hingga sektor sipil seperti nelayan. Dalam menghadapi dinamika yang cepat berubah, sinergi antarinstansi adalah kunci utama membangun ketahanan nasional yang efektif.

Konsep sistem peringatan dini yang diusulkan dalam Taskap ini memuat parameter geopolitik, keamanan maritim, serta indikator sosial-ekonomi yang dapat dikembangkan ke dalam sistem monitoring nasional berbasis teknologi. Sebuah gagasan konkret yang berorientasi pada masa depan dan mengedepankan kecepatan deteksi dan antisipasi.

Dengan pendekatan ilmiah dan pengalaman strategis sebagai perwira tinggi TNI AU, Hendrison menyuguhkan Taskap yang tidak hanya menjadi kontribusi akademis, namun juga praktis dan aplikatif. Karya ini memberikan sudut pandang baru mengenai pentingnya “kesadaran nasional” dalam menjaga perdamaian kawasan dan integritas Indonesia di tengah gejolak kawasan Indo-Pasifik.

Penting untuk disadari bahwa stabilitas nasional bukan hanya tanggung jawab TNI atau pemerintah pusat, melainkan seluruh elemen bangsa. Dalam era persaingan global yang sarat kompetisi dan manipulasi, setiap individu memiliki peran menjaga keutuhan bangsa melalui edukasi, literasi geopolitik, dan kesadaran nasional yang tinggi.

Taskap ini diharapkan menjadi referensi strategis dan bahan diskusi lintas sektor di kalangan pengambil kebijakan, akademisi, dan masyarakat luas. Pustaka strategis ini kini menjadi bagian dari koleksi perpustakaan Lemhannas RI, sebagai warisan intelektual dari peserta PPRA LXVII, dan sebagai bekal dalam memperkuat posisi Indonesia di percaturan global.

Scroll to Top