Taskap ini juga mengangkat contoh-contoh praktik baik dari negara tetangga seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand dalam hal pengelolaan sampah berbasis teknologi, komunitas, dan ekonomi sirkular. Ferry menilai bahwa Indonesia dapat mengadopsi strategi serupa dengan mempertimbangkan kondisi geografis, demografis, dan budaya lokal.
Sebagai solusi jangka panjang, ia mengusulkan penguatan pendekatan berbasis ekonomi sirkular dan teknologi Internet of Things (IoT) untuk memantau alur sampah secara digital. Dengan pendekatan ini, data pengelolaan sampah dapat diakses secara real-time oleh instansi terkait, meningkatkan transparansi dan efisiensi sistem.
Tidak hanya berfokus pada permasalahan teknis, Ferry juga menyoroti pentingnya dukungan politik dan komitmen kepemimpinan daerah dalam memastikan program pengelolaan sampah berjalan secara konsisten dan terintegrasi dengan rencana pembangunan jangka menengah dan panjang.
Melalui Taskap ini, Ferry menyampaikan pesan strategis bahwa isu pengelolaan sampah tidak dapat diselesaikan secara parsial. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan untuk menjadikan pengelolaan sampah sebagai gerakan nasional yang bersifat lintas sektor dan berkelanjutan demi ketahanan lingkungan Indonesia.
Sebagai penutup, Ferry berharap bahwa hasil kajian dalam Taskap ini dapat menjadi masukan strategis bagi Lemhannas RI dan pemerintah dalam merumuskan kebijakan lingkungan yang adaptif dan partisipatif. Visi Indonesia Net Zero Waste pada tahun 2050 akan menjadi keniscayaan jika semua pihak bersinergi dalam satu tujuan: Indonesia yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.