Dalam aspek perlindungan WNI, terutama pekerja migran, Putra menggarisbawahi masih tingginya angka kasus kekerasan dan eksploitasi di luar negeri. Meski pemerintah telah melakukan berbagai upaya diplomatik, tantangan ini menunjukkan bahwa daya tawar Indonesia masih perlu ditingkatkan agar perlindungan hukum bagi warganya benar-benar terjamin.
Kebijakan luar negeri Indonesia dalam misi perdamaian dunia juga tidak luput dari sorotan. Meskipun Indonesia rutin mengirimkan pasukan penjaga perdamaian PBB, pengaruhnya dalam forum internasional masih dianggap terbatas. Putra menilai bahwa Indonesia perlu mengambil peran lebih strategis, tidak hanya sebagai pengirim pasukan, tetapi juga sebagai penggagas solusi diplomatik.
Menariknya, Taskap ini juga mengidentifikasi peluang besar bagi Indonesia. Kepercayaan masyarakat dunia terhadap peran Indonesia di berbagai forum internasional, pengalaman diplomasi Presiden terpilih, serta peningkatan anggaran pertahanan menjadi modal penting untuk memperkuat kebijakan luar negeri. Putra melihat peluang ini harus dioptimalkan agar Indonesia mampu memperluas pengaruh globalnya.
Dalam simpulannya, Putra menekankan urgensi optimalisasi kebijakan luar negeri pasca Pilpres 2024. Menurutnya, tanpa langkah yang tepat, Indonesia berisiko menghadapi penurunan citra internasional dan terhambatnya hubungan bilateral dengan negara-negara mitra. Sebaliknya, jika dijalankan dengan strategi yang tepat, Indonesia berpotensi memperkuat posisi tawar dan menjadi kekuatan penyeimbang di kawasan.
Rekomendasi yang diajukan dalam Taskap ini mencakup perlunya reformasi diplomasi kedaulatan, penguatan kapasitas ekonomi internasional, peningkatan mekanisme perlindungan WNI, serta partisipasi lebih aktif dalam perdamaian global. Seluruh strategi tersebut berlandaskan pada prinsip politik luar negeri bebas aktif yang selama ini menjadi pedoman Indonesia.
Sebagai karya akademis, Taskap Brigjen TNI Putra Widiastawa tidak hanya memperkaya khazanah pemikiran strategis di lingkungan Lemhannas RI, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi pemerintah dan pemangku kepentingan dalam merumuskan arah kebijakan luar negeri Indonesia ke depan. Karya ini merefleksikan komitmen peserta PPRA LXVII untuk memberikan solusi atas tantangan kebangsaan.
Publikasi karya ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kalangan akademisi, praktisi, maupun pengambil kebijakan untuk terus memperkuat diplomasi Indonesia. Dengan begitu, kepentingan nasional dapat terus terlindungi di tengah arus globalisasi dan dinamika politik internasional yang semakin kompleks. Melalui karya ini pula, Perpustakaan Lemhannas RI menegaskan perannya sebagai pusat pengetahuan strategis bangsa. Dengan menghimpun, menyebarluaskan, dan mempublikasikan gagasan visioner dari para peserta pendidikan, perpustakaan turut berkontribusi dalam menjaga kesinambungan pemikiran kebangsaan yang relevan dengan kebutuhan zaman.