Penguatan Sosial Budaya Inklusif sebagai Pilar Pembangunan Ibu Kota Nusantara

Dalam sektor keterampilan kerja, penulis menekankan perlunya pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pembangunan modern. Tenaga kerja lokal perlu dibekali dengan kompetensi di bidang teknologi, manajemen, dan layanan publik agar tidak kalah bersaing dengan pekerja dari luar daerah. Pemberdayaan ini sekaligus akan mengurangi potensi kesenjangan ekonomi dan sosial.

Sementara dari aspek kesehatan, tantangan masih terlihat dari keterbatasan fasilitas dan tenaga medis. Pembangunan IKN diproyeksikan akan meningkatkan jumlah penduduk secara signifikan, sehingga kebutuhan layanan kesehatan pun melonjak. Dengan demikian, perlu langkah strategis dalam memperluas fasilitas kesehatan, memperkuat tenaga medis, serta memastikan akses layanan kesehatan yang merata.

Muhammad Dariyanto juga menegaskan pentingnya membumikan nilai-nilai budaya lokal sebagai bagian dari penguatan identitas. Gotong royong, toleransi, dan saling menghormati harus dijadikan pondasi dalam membangun kebersamaan. Upaya dialog antarbudaya dan akulturasi yang sehat akan menciptakan suasana inklusif dan mempererat hubungan antar kelompok masyarakat.

Pengalaman negara lain dalam memindahkan ibu kota memberikan pelajaran berharga. Brasília di Brasil menghadapi ketimpangan sosial, Naypyidaw di Myanmar terkendala ekonomi, sementara Astana di Kazakhstan berhasil tumbuh pesat namun diiringi tantangan sosial. Indonesia harus belajar dari kasus tersebut dengan menempatkan penguatan sosial budaya sebagai prioritas utama dalam pembangunan IKN.

Rekomendasi yang ditawarkan dalam Taskap ini mencakup peningkatan koordinasi lintas lembaga, kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, dan transparansi dalam pengambilan keputusan. Selain itu, pelibatan aktif masyarakat lokal dianggap sangat penting agar pembangunan tidak sekadar menjadi proyek fisik, melainkan juga proses sosial yang inklusif.

Dengan pendekatan yang menyeluruh, pembangunan IKN dapat menjadi momentum untuk memperkuat persatuan bangsa. IKN diharapkan menjadi kota masa depan yang bukan hanya maju secara teknologi dan ekonomi, tetapi juga kaya akan harmoni sosial budaya. Hal ini sejalan dengan visi menjadikan Nusantara sebagai simbol identitas nasional yang berlandaskan ideologi bangsa. Taskap karya Muhammad Dariyanto ini pada akhirnya mengingatkan bahwa kekuatan sosial budaya adalah fondasi bagi keberhasilan pembangunan nasional. Dengan mengedepankan inklusivitas, pembangunan IKN dapat menjadi teladan bagaimana keberagaman dikelola secara bijak demi terwujudnya Indonesia yang adil, sejahtera, dan berdaulat.

Scroll to Top