Ketahanan Pangan Kunci Masa Depan

Optimalisasi program ketahanan pangan juga tidak dapat dilepaskan dari pendekatan holistik yang mempertimbangkan faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum (analisis PESTLE). Dengan pendekatan ini, setiap kebijakan dapat dievaluasi berdasarkan dampak dan efektivitasnya dalam jangka pendek dan panjang.

Sebagai bagian dari strategi nasional, pembangunan lumbung pangan (food estate) menjadi salah satu program unggulan yang dikaji dalam Taskap ini. Namun Brigjen TNI Aditya mengingatkan bahwa keberhasilan food estate harus ditopang oleh perencanaan yang matang, pemanfaatan sumber daya lokal, serta partisipasi aktif petani sebagai pelaku utama.

Pentingnya diversifikasi pangan lokal juga menjadi sorotan utama. Ketergantungan terhadap beras harus segera diimbangi dengan promosi dan penguatan konsumsi pangan alternatif seperti sorgum, ubi, dan sagu yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim dan memiliki nilai gizi tinggi.

Selain itu, penguatan data pangan nasional menjadi dasar pengambilan keputusan yang akurat. Taskap ini mengapresiasi inisiatif Badan Pangan Nasional dalam membangun kebijakan “Satu Data Pangan” yang terintegrasi, valid, dan mudah diakses oleh pemangku kepentingan.

Dalam kerangka ideologi Pancasila, pemenuhan kebutuhan pangan juga merupakan perwujudan dari keadilan sosial dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara yang gagal menyediakan pangan yang layak bagi rakyatnya akan menghadapi ancaman disintegrasi sosial, ketimpangan, bahkan konflik.

Taskap ini juga merekomendasikan perlunya penguatan edukasi dan literasi pangan kepada masyarakat. Masyarakat harus didorong untuk memahami pentingnya gizi seimbang, pengelolaan pangan keluarga, hingga kontribusi nyata dalam menjaga ketahanan pangan dari lingkup rumah tangga.

Pada akhirnya, Brigjen TNI Aditya menyimpulkan bahwa optimalisasi program ketahanan pangan nasional adalah investasi strategis bangsa. Tidak hanya untuk menjawab tantangan global saat ini, tetapi juga sebagai fondasi bagi masa depan Indonesia yang berdaulat, sejahtera, dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya.

Dengan disusunnya Taskap ini, diharapkan lahir rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang dapat diadopsi oleh pemerintah dan stakeholder terkait. Gagasan ini juga diharapkan mampu mendorong semangat kemandirian pangan yang kuat di tengah ancaman ketidakpastian global. Sebagai bagian dari peserta PPRA LXVII Lemhannas RI Tahun 2024, Brigjen TNI Aditya Nindra Pasha telah mempersembahkan kontribusi pemikiran yang bernas dan aplikatif. Semoga Taskap ini menjadi referensi penting dalam pengambilan keputusan strategis di bidang ketahanan pangan nasional.

Scroll to Top