Pertanian Cerdas untuk Ketahanan Bangsa: Mendorong Transformasi Digital dalam Teknologi Pertanian

Contoh inspiratif dari negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand yang berhasil meningkatkan produktivitas padi berkat teknologi digital menjadi bukti bahwa perubahan adalah mungkin. Indonesia, meski menjadi produsen beras terbesar di ASEAN, masih tertinggal secara produktivitas per hektar. Hal ini menurut Henri menjadi sinyal kuat bahwa pendekatan konvensional harus ditinggalkan.

Sebagai bagian dari solusi, Henri menyoroti pentingnya mengembangkan “Smart Farming” yang memungkinkan petani memantau kondisi lahan secara real-time, mengatur jadwal tanam secara presisi, hingga melakukan pemasaran hasil panen secara digital tanpa perantara. Keuntungan ini dinilai mampu meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi ketergantungan pada tengkulak.

Taskap ini menjadi cermin dari komitmen Lemhannas RI untuk terus melahirkan gagasan visioner yang mampu menjawab tantangan nasional. Dalam konteks ketahanan pangan, gagasan Henri membuka ruang dialog antara teknologi dan pertanian sebagai dua kutub strategis yang tak dapat dipisahkan di era digital.

Melalui tulisan ini, Henri Ahmad Badawi menyampaikan kontribusi pemikirannya kepada Lemhannas RI dan masyarakat luas, dengan harapan dapat menjadi rujukan bagi kebijakan pembangunan sektor pertanian ke depan. Dengan langkah-langkah strategis yang terukur dan dukungan semua pihak, Indonesia berpeluang besar untuk menjadi negara agraris yang tidak hanya mandiri, tetapi juga berdaulat dalam urusan pangannya.

Taskap ini dapat diakses melalui layanan koleksi perpustakaan Lemhannas RI dan menjadi bahan bacaan reflektif bagi para pemangku kepentingan, peneliti, dan generasi muda yang tertarik dengan isu ketahanan nasional, transformasi digital, dan pembangunan berkelanjutan.

Scroll to Top