Menguatkan Budaya Politik untuk Menyongsong Demokrasi Berkualitas

Lebih lanjut, Imam Prayogo juga menguraikan berbagai data yang mengindikasikan lemahnya kesadaran demokrasi masyarakat, seperti tingginya toleransi terhadap politik uang dan rendahnya kepercayaan publik terhadap partai politik. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan politik belum berhasil menanamkan nilai-nilai demokrasi yang substansial kepada masyarakat.

Dalam kerangka teoritis yang digunakannya, penulis mengadopsi pendekatan scenario building and planning untuk memetakan langkah strategis yang dapat diambil dalam memperkuat budaya politik. Ia menyarankan agar proses penguatan ini dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan, melalui reformasi internal partai politik, penegakan regulasi politik yang adil, serta peningkatan literasi politik masyarakat.

Taskap ini juga menyajikan analisis komparatif terhadap budaya politik negara-negara lain sebagai pembanding, yang menunjukkan bahwa negara-negara dengan demokrasi matang memiliki sistem kaderisasi politik yang kuat, penghargaan terhadap integritas pemimpin, dan partisipasi aktif masyarakat yang dilandasi kesadaran kritis.

Berdasarkan kesimpulan yang disampaikan, Imam Prayogo menilai bahwa demokrasi Indonesia baru sebatas prosedural, belum substansial. Demokrasi substansial hanya akan terwujud jika budaya politik yang inklusif, rasional, dan etis dapat tumbuh dan diterapkan secara luas, baik oleh elite politik maupun masyarakat.

Sebagai rekomendasi, penulis mengusulkan perlunya perbaikan sistem kaderisasi di tubuh partai politik, penegakan hukum terhadap praktik politik transaksional, serta peningkatan pendidikan politik yang berbasis nilai-nilai Pancasila. Semua elemen ini harus diintegrasikan dalam peta jalan pembangunan demokrasi nasional.

Penulisan Taskap ini juga menunjukkan bahwa upaya penguatan budaya politik bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan peran aktif masyarakat sipil, akademisi, dan media dalam membangun narasi politik yang sehat dan mencerdaskan.

Dengan semakin mendekatnya target Indonesia Emas 2045, maka pembangunan budaya politik menjadi elemen krusial yang tidak boleh diabaikan. Kegagalan dalam membangun budaya politik yang kuat akan berdampak pada stagnasi demokrasi dan krisis legitimasi pemerintahan.

Akhirnya, melalui Taskap ini, Imam Prayogo berharap dapat memberikan kontribusi pemikiran yang konstruktif bagi Lemhannas RI, para pemangku kebijakan, serta seluruh elemen bangsa yang tengah berjuang mewujudkan demokrasi Indonesia yang matang, substantif, dan berkelanjutan.

Scroll to Top