Kolonel Laut (P) Budiman Bostang Panjaitan, S.E., M.Tr.Opsla., peserta Program Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) Lemhannas RI Angkatan LXVIII Tahun 2025, menulis Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) berjudul “Peningkatan Daya Saing SDM Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.” Karya ini menegaskan pentingnya penguatan sumber daya manusia maritim sebagai pondasi strategis untuk mewujudkan visi besar Indonesia sebagai negara maritim yang berdaulat, maju, dan berdaya saing global.
Dalam pengantarnya, Budiman menyampaikan bahwa sektor maritim merupakan identitas sekaligus masa depan bangsa Indonesia. Dengan posisi geografis yang strategis di antara dua samudra dan dua benua, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekonomi dan perdagangan dunia. Namun potensi tersebut baru dapat diwujudkan apabila kualitas sumber daya manusia di bidang kemaritiman terus ditingkatkan secara sistematis dan berkelanjutan.
Karya ini mengulas secara mendalam bagaimana pembangunan sektor maritim tidak hanya ditentukan oleh infrastruktur pelabuhan dan armada laut, tetapi juga oleh kesiapan manusia yang mengelolanya. SDM yang unggul dan berdaya saing menjadi faktor kunci dalam menghadapi perubahan teknologi, dinamika ekonomi global, serta tantangan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik yang semakin kompleks.
Budiman menjelaskan bahwa pengembangan SDM maritim harus menjadi prioritas strategis nasional. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, masih terdapat kesenjangan besar antara kebutuhan tenaga profesional maritim dengan jumlah lulusan yang memiliki kompetensi internasional. Kondisi ini menyebabkan Indonesia belum sepenuhnya optimal dalam memanfaatkan potensi maritimnya.
Dalam analisisnya, Budiman mengidentifikasi beberapa faktor utama yang memengaruhi daya saing SDM maritim. Pertama, masih terbatasnya lembaga pendidikan dan pelatihan maritim yang berstandar internasional. Kedua, rendahnya kemampuan adaptasi terhadap kemajuan teknologi digital di sektor kelautan. Ketiga, kurangnya kolaborasi antara pemerintah, dunia industri, dan lembaga pendidikan dalam membangun ekosistem maritim yang terpadu.
Ia juga mengaitkan penguatan SDM maritim dengan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia. Dalam visi tersebut, lima pilar utama menjadi acuan pembangunan maritim nasional, yakni budaya maritim, sumber daya laut, infrastruktur dan konektivitas maritim, diplomasi maritim, serta pertahanan dan keamanan maritim. Menurut Budiman, kelima pilar tersebut hanya dapat berjalan efektif jika didukung oleh tenaga manusia yang kompeten dan berintegritas.
