Ade Agustina, A.Md.IP., S.H., M.H., peserta Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) Angkatan LXVIII Lemhannas RI Tahun 2025, menulis sebuah Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) berjudul “Long Distance Parenting (LDP) oleh Warga Binaan Pemasyarakatan Guna Menyiapkan Generasi Penerus Bangsa dalam Mendukung Indonesia Emas 2045.” Karya ini menggugah perhatian terhadap pentingnya peran orang tua yang sedang menjalani masa pidana dalam menjaga hubungan emosional dengan anak-anak mereka. Dalam tulisannya, Ade menegaskan bahwa pengasuhan tidak terhenti oleh jarak dan keterbatasan, selama masih ada komunikasi, kasih, dan tanggung jawab moral yang dijaga.
Melalui karya ilmiahnya, Ade menggambarkan bahwa pembangunan menuju Indonesia Emas 2045 tidak hanya membutuhkan generasi muda yang cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter kuat dan memiliki ketahanan sosial. Keluarga menjadi pondasi utama dalam pembentukan karakter tersebut. Ia menilai, pembinaan keluarga, termasuk bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP), merupakan bagian penting dalam strategi pembangunan sumber daya manusia unggul.
Taskap tersebut menguraikan fenomena Long Distance Parenting sebagai bentuk pengasuhan jarak jauh antara warga binaan dan anak-anak mereka di luar lembaga pemasyarakatan. Pola pengasuhan ini dilakukan dengan komunikasi terbatas, baik melalui surat, telepon, maupun pertemuan singkat. Meskipun demikian, praktik ini tetap memberikan dampak positif terhadap perkembangan mental dan emosional anak yang ditinggalkan.
Ade menjelaskan bahwa berdasarkan data Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 2023, terdapat lebih dari 270.000 warga binaan di Indonesia, sebagian besar merupakan orang tua dengan anak-anak dalam usia tumbuh kembang. Kondisi ini menggambarkan adanya jutaan anak yang harus tumbuh tanpa kehadiran langsung ayah atau ibunya. Dalam konteks tersebut, Long Distance Parenting menjadi jalan tengah agar peran pengasuhan tetap berjalan meskipun dari balik jeruji besi.
