Optimalisasi Interoperabilitas Data Digital untuk Ketahanan Nasional

Kolonel Laut (E) Wiedo Ananto, S.T., M.Si., M.Tr.Opsla., M.Han., peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVII Lemhannas RI Tahun 2024, berhasil menyusun Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) berjudul “Optimalisasi Interoperabilitas Data Berbasis Digital Guna Mendukung Ketahanan Nasional”. Karya ilmiah ini mengangkat isu strategis mengenai transformasi digital Indonesia dalam rangka memperkuat fondasi ketahanan nasional.

Dalam tulisannya, Wiedo Ananto menekankan bahwa interoperabilitas data digital merupakan elemen vital dalam pengelolaan sistem informasi lintas lembaga. Interoperabilitas memungkinkan pertukaran data yang cepat, aman, dan efisien, sekaligus menjadi penopang penting bagi tata kelola pemerintahan modern. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan nasional dalam mewujudkan transformasi digital yang terintegrasi.

Latar belakang penyusunan Taskap ini berangkat dari realitas meningkatnya penggunaan layanan digital oleh masyarakat Indonesia, termasuk sektor perbankan, kesehatan, dan pendidikan. Dengan jumlah pengguna internet yang diperkirakan mencapai lebih dari 205 juta jiwa, tuntutan terhadap layanan digital yang efektif dan terpadu semakin mendesak. Namun, di sisi lain, masih banyak ditemukan kendala berupa tumpang tindih aplikasi, lemahnya koordinasi antarinstansi, serta keterbatasan infrastruktur digital di sejumlah wilayah.

Taskap ini juga menyoroti pentingnya regulasi yang kuat untuk menopang interoperabilitas data. Sejumlah kebijakan pemerintah seperti Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) hingga Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2023 tentang Interoperabilitas Data menjadi dasar pijakan. Namun, implementasi di lapangan masih menghadapi hambatan karena perbedaan standar data antarinstansi dan keterbatasan sumber daya manusia yang menguasai keterampilan digital.

Dalam pembahasan, penulis memaparkan kondisi terkini interoperabilitas data berbasis digital di Indonesia. Ditemukan bahwa masih terdapat ribuan aplikasi pemerintahan yang berjalan sendiri-sendiri tanpa integrasi yang memadai. Presiden RI bahkan menegaskan perlunya penyederhanaan aplikasi agar masyarakat tidak terbebani oleh banyaknya akun layanan publik yang terpisah.

Melalui analisis SWOT, Taskap ini menguraikan kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman yang dihadapi dalam upaya optimalisasi interoperabilitas data digital. Kekuatan Indonesia terletak pada tingginya penetrasi internet dan dukungan regulasi pemerintah, sementara kelemahannya adalah kesenjangan infrastruktur, rendahnya literasi digital, dan lemahnya koordinasi kelembagaan.

Scroll to Top