Kolonel Inf. Tri Bharata Wira Jati, S.I.P., M.Han., peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVII Lemhannas RI Tahun 2024, berhasil menyusun Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) berjudul “Membangun Sistem Pertahanan Berbasis Smart Defense 5.0 di Ibu Kota Nusantara Guna Memperkuat Pertahanan Negara”. Taskap ini menjadi kontribusi penting dalam menyiapkan arah pembangunan sistem pertahanan nasional, khususnya menghadapi dinamika ancaman masa depan di Ibu Kota Negara yang baru.
Pemindahan pusat pemerintahan dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur bukan hanya sebuah agenda pembangunan infrastruktur, melainkan juga menuntut kesiapan sistem pertahanan yang adaptif. IKN dirancang sebagai smart city kelas dunia, dan hal ini harus diimbangi dengan model pertahanan yang modern, terintegrasi, serta berbasis teknologi mutakhir. Di sinilah gagasan smart defense 5.0 menjadi relevan.
Smart defense 5.0 bukan hanya sekadar penguatan alutsista, melainkan sinergi antara hard power dan soft power yang berpijak pada pemanfaatan teknologi informasi, kecerdasan buatan, serta diplomasi strategis. Dalam kerangka ini, pertahanan negara tidak hanya diukur dari kekuatan militer, tetapi juga dari kemampuan siber, kesiapan masyarakat, dan integrasi dengan pembangunan kota cerdas.
Taskap ini menjelaskan bahwa posisi geografis IKN yang berada di jalur strategis internasional, berdekatan dengan Selat Makassar dan ALKI II, menjadikannya rentan terhadap berbagai bentuk ancaman. Potensi konflik di Laut Cina Selatan, kejahatan lintas negara, hingga ancaman siber berskala global, semuanya menjadi faktor yang perlu diantisipasi dengan sistem pertahanan cerdas dan berlapis.
Kolonel Tri Bharata menekankan bahwa ancaman yang dihadapi Indonesia ke depan tidak lagi terbatas pada bentuk konvensional. Kehadiran perang hibrida, peperangan siber, hingga penggunaan teknologi seperti drone, rudal hipersonik, dan autonomous weapon systems menuntut respons pertahanan yang lebih inovatif dan terintegrasi dengan perkembangan teknologi global.
Dalam paparannya, penulis menggarisbawahi pentingnya mengembangkan smart air defense dan smart cyber defense di IKN. Kedua aspek ini dianggap sebagai tulang punggung pertahanan modern yang mampu memberikan efek tangkal terhadap ancaman udara maupun siber yang semakin kompleks dan masif.