Meningkatkan Kesejahteraan Pesisir melalui Optimalisasi Ekonomi Biru

Dalam rangkaian Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVII Tahun 2024 di Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Kolonel Cku Fajar Wibowo Supri Haryanto, M.Sc., menyusun Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) bertajuk Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Ekonomi Biru untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir. Taskap ini mengusung gagasan penting mengenai bagaimana potensi kekayaan laut Indonesia dapat diolah secara berkelanjutan untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat pesisir, yang selama ini banyak menghadapi tantangan sosial ekonomi.

Ekonomi biru, sebagai model pembangunan yang berkelanjutan, menjadi landasan utama dalam Taskap ini. Kolonel Fajar menggarisbawahi bahwa pemanfaatan potensi laut harus seimbang antara nilai ekonomi, sosial, dan pelestarian lingkungan. Mengacu pada konsep yang dipelopori Gunther Pauli, ekonomi biru menjanjikan solusi terhadap permasalahan global seperti perubahan iklim dan kemiskinan, yang relevansinya sangat tinggi dengan kondisi Indonesia sebagai negara maritim.

Melalui data dan fakta terkini, Fajar Wibowo memaparkan bahwa Indonesia memiliki potensi maritim yang luar biasa, diperkirakan mencapai USD 1,33 triliun per tahun. Namun, kenyataannya, pemanfaatan potensi tersebut masih jauh dari optimal. Sektor kelautan hanya berkontribusi rata-rata 7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam beberapa tahun terakhir, jauh dari proyeksi ideal sebesar 15%.

Penulis Taskap ini juga menyoroti bahwa sektor perikanan tangkap di Indonesia menghadapi berbagai tantangan seperti overfishing dan illegal fishing. Hal ini berdampak pada rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir, yang tercermin dari indeks Nilai Tukar Nelayan (NTN) yang stagnan. Oleh karena itu, diperlukan diversifikasi ekonomi pesisir dengan mendorong sektor budidaya perikanan dan industri pengolahan makanan laut.

Dalam kajiannya, Kolonel Fajar mengapresiasi keberhasilan negara lain seperti Tiongkok yang mampu mengoptimalkan sektor akuakultur dan industri hasil laut hingga mendominasi pasar global. Ia menilai bahwa Indonesia, dengan ketersediaan lahan akuakultur yang luas dan keanekaragaman hayati laut yang kaya, memiliki peluang besar untuk melakukan langkah serupa melalui inovasi teknologi dan pendekatan berkelanjutan.

Scroll to Top