Untuk menjawab tantangan ini, terdapat beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah pembangunan pangkalan udara tipe A di IKN, yang akan berfungsi sebagai pusat operasi udara utama di kawasan tersebut. Selain itu, penguatan Skadron Udara 17 dan 45 sebagai pesawat resmi kepresidenan serta pemindahan Komando Sektor Pertahanan Udara ke IKN juga menjadi langkah yang direncanakan guna meningkatkan efektivitas pertahanan udara di wilayah ini.
Tak hanya itu, peningkatan kerja sama internasional juga menjadi salah satu strategi yang diusulkan dalam Taskap ini. Dalam menghadapi dinamika geopolitik global yang semakin kompleks, Indonesia perlu menjalin kemitraan strategis dengan negara-negara yang memiliki kapabilitas pertahanan udara yang maju, seperti Prancis, Amerika Serikat, dan Turki. Transfer teknologi dan alih teknologi dalam bidang pertahanan udara dapat membantu mempercepat modernisasi alutsista serta meningkatkan kapabilitas pertahanan udara nasional.
Lebih jauh, Taskap ini juga menyoroti pentingnya peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam sektor pertahanan udara. Pengembangan pelatihan bagi personel TNI AU, baik dalam bidang pengoperasian radar, sistem rudal, maupun strategi pertahanan udara modern, menjadi hal yang krusial dalam menciptakan pertahanan yang tangguh. Dengan adanya personel yang terlatih dan mampu mengoperasikan sistem pertahanan udara modern, efektivitas pertahanan udara nasional dapat lebih terjamin.
Selain aspek pertahanan udara, kajian dalam Taskap ini juga menyentuh aspek hukum dan regulasi terkait pengamanan wilayah udara nasional. Indonesia perlu memperkuat peraturan mengenai Air Defence Identification Zone (ADIZ) untuk memperjelas batas-batas wilayah udara yang harus dijaga. Dengan memiliki ADIZ yang jelas, pelanggaran wilayah udara dapat lebih mudah terdeteksi dan direspons dengan tindakan yang lebih cepat dan efektif.
Pada akhirnya, Taskap ini memberikan rekomendasi bahwa memperkuat pertahanan udara di IKN bukan hanya soal membangun pangkalan militer atau menambah jumlah pesawat tempur, tetapi juga soal strategi pertahanan yang menyeluruh. Pendekatan yang digunakan harus bersifat multidimensi, mencakup aspek militer, teknologi, diplomasi, serta penguatan regulasi.
Dengan perpindahan Ibu Kota Negara yang semakin dekat, kajian ini menjadi masukan penting bagi pemerintah dan para pengambil kebijakan dalam merancang sistem pertahanan yang lebih kuat dan tangguh. Hanya dengan pertahanan udara yang kokoh, Indonesia dapat memastikan bahwa IKN benar-benar menjadi pusat pemerintahan yang aman, stabil, dan siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.