Taskap ini juga menyinggung pentingnya kolaborasi antara media massa, pemerintah, dan masyarakat sipil. Sinergi ketiga unsur tersebut diyakini akan memperkuat upaya menjaga ketahanan nasional, terutama dalam menghadapi isu-isu strategis seperti radikalisme, konflik sosial, hingga ancaman siber yang semakin kompleks.
Kusyuwono menekankan bahwa literasi media masyarakat perlu ditingkatkan agar publik mampu memilah informasi dengan cerdas. Dengan masyarakat yang melek informasi, dampak negatif dari berita palsu, hoaks, maupun ujaran kebencian dapat diminimalisasi, sekaligus memperkuat daya tahan bangsa di era digital.
Selain itu, media massa juga diharapkan mampu memainkan peran edukatif dengan menyajikan konten yang mencerahkan. Fungsi edukasi ini bukan hanya terbatas pada isu politik dan keamanan, tetapi juga mencakup ekonomi, budaya, hingga lingkungan hidup yang semuanya terkait erat dengan dimensi ketahanan nasional.
Rekomendasi dari Taskap ini menyarankan agar media massa di Indonesia mengedepankan integritas dan tanggung jawab sosial. Hal ini dapat diwujudkan melalui penguatan kapasitas jurnalis, peningkatan regulasi yang mendukung kebebasan pers yang sehat, serta pengawasan publik yang lebih partisipatif terhadap kinerja media.
Dengan begitu, media massa diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai “watchdog” demokrasi, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam menjaga keutuhan bangsa. Komitmen bersama antara media, pemerintah, dan masyarakat akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ketahanan nasional ke depan.
Melalui karyanya, Kusyuwono menghadirkan sebuah refleksi kritis bahwa media massa bukan sekadar sarana komunikasi, melainkan benteng ideologis dan sosial yang berperan besar dalam menjaga stabilitas serta memperkuat ketahanan nasional. Taskap ini memberikan wawasan baru tentang pentingnya menjadikan media sebagai bagian integral dari strategi nasional di era globalisasi informasi.