Komisaris Besar Polisi Ilham Saparona, S.I.K., S.H., peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVII Lemhannas RI Tahun 2024, mengangkat isu strategis bertajuk “Optimalisasi Pengelolaan Keamanan Siber di Era Digital Guna Meningkatkan Ketahanan Nasional”. Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) ini hadir sebagai respon terhadap meningkatnya kompleksitas ancaman digital yang dapat mengganggu stabilitas negara dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, Indonesia menghadapi tantangan nyata berupa serangan siber yang kian canggih dan meluas. Ancaman tersebut tidak hanya merusak infrastruktur digital, namun juga berpotensi melemahkan sendi-sendi ketahanan nasional. Sejumlah kasus peretasan, kebocoran data, hingga gangguan terhadap Pusat Data Nasional menandakan bahwa pengelolaan keamanan siber belum mencapai titik optimal.
Taskap ini menyajikan analisis mendalam terhadap kondisi keamanan siber nasional, dengan berpijak pada data empirik dan kerangka regulasi terkini, seperti UU Perlindungan Data Pribadi dan UU ITE. Ilham menyoroti pentingnya sinergi antara kebijakan hukum, kesiapan teknologi, serta peningkatan literasi digital masyarakat sebagai satu kesatuan langkah untuk menciptakan sistem keamanan siber yang tangguh.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat bahwa pada tahun 2023, Indonesia mengalami lebih dari 279 juta insiden siber. Bahkan, potensi kerugian global akibat kejahatan siber diperkirakan mencapai Rp93 ribu triliun. Fenomena ini menunjukkan urgensi penguatan sistem perlindungan digital, baik secara teknis maupun struktural, agar Indonesia tidak menjadi target empuk serangan global.
Melalui Taskap ini, Ilham juga menguraikan faktor-faktor internal yang menghambat pengelolaan keamanan siber di Indonesia. Minimnya koordinasi antarlembaga, keterbatasan sumber daya manusia, hingga lemahnya literasi digital di kalangan pengguna menjadi tantangan yang perlu segera dibenahi melalui pendekatan lintas sektor.
Taskap ini juga meninjau strategi negara lain, seperti Amerika Serikat dan Inggris, yang mengintegrasikan pendekatan keamanan siber dengan penguatan kebijakan nasional. Mereka tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga menekankan aspek pelatihan dan budaya keamanan digital yang melekat pada seluruh lapisan masyarakat.
Dalam konteks regional, Ilham menilai peran Indonesia di kancah ASEAN cukup strategis, terutama dalam inisiatif ASEAN Cybersecurity Cooperation Strategy. Kolaborasi lintas negara dan pelatihan terpadu dinilai mampu meningkatkan kesiapan kawasan Asia Tenggara menghadapi ancaman siber lintas batas.