Penguatan Pariwisata Hijau sebagai Arah Baru Pembangunan Ekonomi Nasional

Taskap ini juga menyampaikan bahwa tanpa mitigasi yang serius, dampak negatif terhadap lingkungan akan mengakibatkan penurunan citra pariwisata nasional, berkurangnya minat wisatawan, serta kerugian ekonomi jangka panjang. Karena itu, tata kelola lintas sektoral menjadi faktor krusial yang menentukan keberhasilan implementasi pariwisata hijau di Indonesia.

Lebih lanjut, Nugrah mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan koordinasi dalam pengelolaan destinasi wisata. Ia menegaskan bahwa kebijakan yang saling tumpang tindih, rendahnya pengawasan, serta minimnya komitmen daerah terhadap pelestarian lingkungan harus menjadi perhatian utama yang segera diselesaikan.

Taskap ini menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat lokal. Sebab, tanpa pemahaman dan kesadaran masyarakat, upaya manapun untuk menerapkan pariwisata hijau akan menghadapi hambatan. Peningkatan kapasitas, edukasi lingkungan, serta penyediaan kesempatan ekonomi bagi masyarakat dinilai sebagai langkah fundamental.

Dalam analisisnya, Nugrah juga menyoroti pentingnya penerapan teknologi dalam pengelolaan pariwisata hijau. Teknologi energi terbarukan, sistem pengelolaan limbah modern, digitalisasi layanan wisata, hingga sistem monitoring berbasis data dinilai dapat meningkatkan kualitas pengelolaan destinasi dan memperkuat daya saing pariwisata Indonesia.

Taskap ini kemudian menguraikan berbagai peluang strategis dalam pengembangan pariwisata hijau, seperti diversifikasi destinasi berbasis konservasi, penguatan desa wisata, serta kolaborasi riset bersama akademisi dalam inovasi pengelolaan lingkungan. Seluruh peluang tersebut menjadi fondasi untuk memperluas kontribusi pariwisata terhadap kesejahteraan nasional.

Pada bagian akhir analisisnya, Nugrah menyampaikan bahwa penguatan tata kelola pariwisata hijau tidak hanya berpengaruh pada sektor pariwisata, tetapi juga memiliki dampak berganda bagi sektor sosial, budaya, lingkungan, hingga pembangunan nasional secara keseluruhan. Oleh karenanya, pariwisata hijau perlu dilihat sebagai investasi jangka panjang bagi kehidupan masyarakat.

Diharapkan pariwisata hijau dapat berkembang sebagai motor penggerak ekonomi nasional yang tetap menjaga keseimbangan lingkungan. Keberadaannya menjadi kontribusi yang relevan dalam mendorong arah pembangunan nasional menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan berketahanan. (MF/BIA)

Scroll to Top