Penguatan Pariwisata Hijau sebagai Arah Baru Pembangunan Ekonomi Nasional

Taskap ini juga memaparkan bagaimana pendekatan Community Based Tourism (CBT) dapat menjadi model ideal dalam mewujudkan pariwisata hijau. Dengan melibatkan masyarakat lokal sebagai pengelola sekaligus penerima manfaat, konsep ini membuka peluang bagi peningkatan pendapatan, pelestarian tradisi, dan penguatan posisi masyarakat sebagai penjaga kelestarian lingkungan. Hal tersebut diyakini dapat menjadi jalan tengah antara kepentingan ekonomi dan perlindungan alam.

Selain itu, Nugrah menjabarkan kerangka regulasi nasional yang menegaskan pentingnya keberlanjutan dalam pariwisata. Mulai dari Undang-Undang Kepariwisataan, perlindungan lingkungan hidup, hingga kebijakan pembangunan jangka menengah nasional, semuanya telah memberikan landasan kuat bagi implementasi pariwisata hijau. Tantangan terbesar menurutnya adalah memastikan harmonisasi regulasi dan konsistensi implementasi pada tingkat pusat hingga daerah.

Lingkungan strategis global turut mempengaruhi urgensi pariwisata hijau. Komitmen terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) dan Perjanjian Paris mendorong negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, untuk mengurangi emisi karbon dan mengembangkan industri rendah karbon. Dalam konteks ini, pariwisata hijau dipandang sebagai salah satu sektor yang dapat memberikan kontribusi signifikan.

Dalam perspektif regional, kerangka kerja ASEAN mengenai pengembangan destinasi berkelanjutan dan standar ekowisata memberikan peluang bagi Indonesia untuk memperkuat kerja sama dan berbagi praktik terbaik. Indonesia pun aktif mendorong keberhasilan program seperti Visit the Heart of Borneo yang mengedepankan konservasi lintas negara melalui industri pariwisata.

Secara nasional, Nugrah menguraikan bahwa faktor geografis, demografis, dan sosial budaya Indonesia memberikan ruang luas untuk pengembangan pariwisata hijau. Namun, batasan infrastruktur, risiko bencana, keterbatasan SDM terlatih, dan kerentanan terhadap perubahan iklim menjadi tantangan yang harus ditangani dengan pendekatan terintegrasi dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

Dalam temuannya, investasi menjadi salah satu kunci penting untuk mendorong transformasi pariwisata konvensional menuju pariwisata hijau. Dengan kebutuhan investasi yang mencapai belasan miliar dolar, Nugrah mendorong pemerintah dan pelaku usaha untuk memperkuat pembiayaan hijau, termasuk melalui kemitraan publik-swasta dan dukungan lembaga keuangan internasional.

Scroll to Top