Taskap ini juga mengingatkan pentingnya kesetaraan wilayah dalam pengembangan pendidikan vokasi. Ketimpangan antara daerah maju dan tertinggal dapat menimbulkan ketimpangan tenaga kerja dan memperlebar jurang kesejahteraan. Oleh karena itu, pembangunan politeknik dan sekolah vokasi di daerah perlu disertai dukungan infrastruktur, tenaga pengajar berkualitas, serta konektivitas digital yang memadai.
Selain itu, Dr. Eneng menilai pentingnya transformasi budaya belajar di lembaga vokasi. Paradigma lama yang menempatkan pendidikan vokasi sebagai “pilihan kedua” harus diubah menjadi jalur strategis yang prestisius. Pendidikan vokasi harus menjadi pilihan utama bagi generasi muda yang ingin berkontribusi langsung dalam pembangunan nasional melalui keterampilan dan inovasi.
Dalam era digital dan ekonomi hijau, pendidikan vokasi diharapkan mampu beradaptasi dengan kebutuhan baru seperti teknologi informasi, kecerdasan buatan, dan green industry. Kolaborasi riset terapan antara universitas vokasi dan industri dapat menghasilkan inovasi yang bernilai ekonomi tinggi sekaligus ramah lingkungan. Dengan demikian, pendidikan vokasi tidak hanya mencetak pekerja, tetapi juga inovator masa depan.
Pendidikan vokasi yang kuat akan memperkuat daya saing bangsa. Lulusan yang kompeten, berkarakter, dan berwawasan global akan menjadi tulang punggung Indonesia menuju Visi Emas 2045. Dr. Eneng menegaskan bahwa keberhasilan ini hanya dapat dicapai jika seluruh pemangku kepentingan memiliki komitmen yang sama untuk membangun sistem pendidikan vokasi yang unggul dan inklusif.
Melalui Kertas Karya Ilmiah Perseorangan ini, Dr. Eneng Humaeroh tidak hanya memberikan analisis akademik, tetapi juga tawaran solusi strategis bagi penguatan kebijakan pendidikan nasional. Gagasannya menegaskan bahwa pendidikan vokasi bukan sekadar jalur alternatif, melainkan investasi masa depan untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.
Sebagai penutup, Dr. Eneng mengajak seluruh pihak—baik pemerintah, industri, maupun masyarakat—untuk bersama-sama menumbuhkan ekosistem pendidikan vokasi yang adaptif, inovatif, dan berkarakter. Dengan semangat kolaborasi dan kebangsaan, pendidikan vokasi akan menjadi motor penggerak transformasi SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045. (AT/BIA)
