Lebih lanjut, karya ilmiah ini menyoroti tren transisi energi global yang mendorong pengurangan emisi karbon dan peningkatan energi hijau. Indonesia, sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, memiliki peran vital dalam rantai pasok global industri baterai dan kendaraan listrik. Kebijakan hilirisasi yang dijalankan sejak 2020 telah mendorong tumbuhnya investasi smelter, terutama di kawasan timur Indonesia seperti Morowali dan Halmahera.
Dedy Ilham juga menegaskan bahwa hilirisasi bukan sekadar proses ekonomi, tetapi sebuah strategi geopolitik untuk memperkuat posisi tawar Indonesia di kancah internasional. Dengan memanfaatkan sumber daya mineral strategisnya, Indonesia dapat menjadi pemain kunci dalam ekosistem energi bersih dunia, sekaligus memperkuat kedaulatan energi dalam negeri di tengah dinamika global yang semakin kompetitif.
Dalam kerangka teoritisnya, Dedy Ilham menggunakan pendekatan Value Chain Theory yang dikemukakan Michael Porter. Ia menjelaskan bahwa hilirisasi merupakan cara bagi negara untuk naik ke rantai nilai ekonomi yang lebih tinggi, dari sekadar eksportir bahan mentah menjadi produsen barang industri dengan nilai tambah besar. Konsep ini menjadi kunci agar Indonesia dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan negara, dan memperkuat ketahanan energi secara simultan.
Taskap ini juga memaparkan keterkaitan erat antara hilirisasi dan transisi energi bersih. Melalui pengolahan mineral menjadi bahan baku industri baterai dan kendaraan listrik, Indonesia dapat mendukung target Net Zero Emission 2060 dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Selain itu, kebijakan ini sejalan dengan agenda global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperkuat komitmen Indonesia dalam Paris Agreement.
Dalam konteks nasional, Dedy Ilham menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan dunia industri. Ia menyebut perlunya integrasi kebijakan antara sektor energi, industri, dan pendidikan agar tercipta ekosistem hilirisasi yang berkelanjutan. Pengembangan SDM terampil menjadi salah satu faktor kunci untuk mendukung implementasi industri berbasis mineral strategis.
Melalui pendekatan multidisiplin, Taskap ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi Indonesia, seperti keterbatasan infrastruktur, ketergantungan pada teknologi luar negeri, dan ketidakseimbangan antara cadangan dan kapasitas produksi smelter. Dedy Ilham mengingatkan bahwa tanpa manajemen sumber daya yang baik, Indonesia bisa menghadapi risiko deplesi cadangan mineral dalam dua dekade mendatang.
