Meneguhkan Diplomasi Pertahanan Indonesia di Indo-Pasifik

Perubahan lanskap geopolitik global mendorong Indonesia untuk semakin memperkuat diplomasi pertahanannya di kawasan Indo-Pasifik. Hal ini menjadi fokus utama Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) karya Marsekal Pertama TNI Destianto Nugroho Utomo, S.T., M.Han., peserta Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) Angkatan LXVIII Lemhannas RI Tahun 2025, yang berjudul “Diplomasi Pertahanan RI dengan Negara Kawasan Guna Menghadapi Perkembangan Geopolitik di Indo-Pasifik dalam Rangka Memperkokoh Ketahanan Nasional.” Tulisan ini menyoroti pentingnya peran diplomasi pertahanan dalam menjaga stabilitas kawasan dan memperkuat ketahanan nasional Indonesia di tengah rivalitas kekuatan besar dunia.

Dalam paparannya, Destianto menegaskan bahwa kawasan Indo-Pasifik kini menjadi episentrum geopolitik dunia. Posisi strategis wilayah ini, yang menghubungkan Samudra Hindia dan Pasifik, menjadikannya jalur utama perdagangan internasional sekaligus arena kompetisi antar kekuatan global. Sekitar 60% perdagangan maritim dunia melintasi kawasan ini, dan 40% di antaranya melalui perairan Indonesia, menegaskan arti penting kawasan bagi stabilitas ekonomi dan keamanan global.

Namun, di balik potensi besar tersebut, Indo-Pasifik juga menyimpan tantangan yang kompleks. Rivalitas antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi faktor dominan yang mengubah tatanan geopolitik regional. Kedua negara berlomba memperluas pengaruh melalui kekuatan ekonomi, militer, dan diplomasi. Indonesia sebagai negara besar di Asia Tenggara dituntut memainkan peran aktif untuk menjaga keseimbangan dan mencegah eskalasi konflik.

Melalui analisisnya, Destianto menjelaskan bahwa diplomasi pertahanan merupakan instrumen strategis dalam politik luar negeri Indonesia. Pendekatan ini memungkinkan Indonesia memanfaatkan kerja sama militer, forum internasional, serta dialog pertahanan untuk memperkuat posisi nasional sekaligus menjaga stabilitas kawasan tanpa berpihak pada blok manapun. Prinsip politik luar negeri bebas dan aktif menjadi fondasi utama dalam menjalankan strategi ini.

Taskap ini menyoroti pula peran Indonesia di berbagai forum regional seperti ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM) dan ADMM-Plus, yang menjadi wadah utama kerja sama pertahanan dan keamanan di kawasan Asia Tenggara. Indonesia juga berkontribusi dalam mendorong penyusunan Code of Conduct (CoC) di Laut China Selatan sebagai langkah konkret dalam mencegah konflik terbuka dan menjaga keutuhan kawasan.

Scroll to Top