Menyiapkan Talenta Muda Berdaya Saing Global Menuju Indonesia Emas 2045

Sebagai peserta Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) Angkatan LXVIII Lemhannas RI Tahun 2025, Komisaris Besar Polisi Cahyo Widiarso, S.H., S.I.K., M.H. menyusun Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) berjudul “Talenta Muda Berdaya Saing Global Guna Mendukung Tercapainya Indonesia Emas 2045.” Melalui karyanya, Cahyo menyoroti pentingnya pembangunan sumber daya manusia unggul yang siap bersaing secara global sebagai pilar utama mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.

Cahyo menjelaskan bahwa pada periode 2030–2045, Indonesia akan menikmati puncak bonus demografi di mana sekitar 70% penduduk berada pada usia produktif. Kondisi ini merupakan peluang emas untuk meningkatkan daya saing bangsa jika didukung dengan kebijakan strategis yang mampu mencetak generasi muda kreatif, inovatif, dan berkarakter. Namun, jika tidak diiringi peningkatan kualitas sumber daya manusia, bonus tersebut justru dapat berubah menjadi beban demografi.

Dalam naskahnya, Cahyo menekankan bahwa talenta muda Indonesia harus dibekali kemampuan digital, semangat inovasi, dan jiwa kewirausahaan agar dapat menjadi motor penggerak pembangunan nasional. Generasi Z dan Generasi Alpha akan menjadi tulang punggung bangsa pada 2045, sehingga perlu disiapkan sejak dini melalui pendidikan yang relevan dengan tuntutan global. Menurutnya, SDM unggul tidak hanya terampil, tetapi juga berintegritas dan berkarakter kuat yang berakar pada nilai-nilai luhur bangsa.

Ia menyoroti pula bahwa daya saing talenta muda Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan Global Talent Competitiveness Index (GTCI) 2023, Indonesia menempati posisi ke-80 dari 134 negara. Sementara itu, dalam survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2022, kemampuan literasi, matematika, dan sains pelajar Indonesia masih di bawah rata-rata. Kondisi ini menunjukkan perlunya reformasi pendidikan yang lebih berorientasi pada penguasaan kompetensi abad ke-21.

Cahyo menggarisbawahi pentingnya inovasi kebijakan seperti Kurikulum Merdeka Belajar dan Manajemen Talenta Nasional (MTN). Program Merdeka Belajar memberi ruang bagi siswa untuk belajar sesuai minat dan bakat, sedangkan MTN yang diatur dalam Perpres Nomor 108 Tahun 2024 menjadi strategi nasional dalam mengidentifikasi dan membina talenta terbaik bangsa di bidang riset, seni, olahraga, serta kewirausahaan. Kedua kebijakan ini dinilai dapat memperkuat ekosistem pengembangan talenta jika dijalankan secara terintegrasi.

Scroll to Top