Selain melalui forum multilateral, diplomasi pertahanan juga dijalankan melalui kerja sama bilateral strategis. Indonesia menjalin kemitraan dengan berbagai negara seperti Australia, Jepang, India, dan Prancis dalam bidang latihan militer, pertukaran teknologi pertahanan, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Inisiatif ini sejalan dengan upaya memperkuat postur pertahanan nasional agar memiliki deterrent effect yang memadai di tengah dinamika kawasan.
Dalam perspektif Asta Gatra yang menjadi landasan ketahanan nasional, diplomasi pertahanan dinilai memiliki korelasi langsung dengan ketangguhan politik, ekonomi, dan sosial bangsa. Ketahanan nasional yang kuat hanya dapat diwujudkan melalui keseimbangan antara kekuatan militer dan keuletan diplomasi. Oleh karena itu, diplomasi pertahanan tidak sekadar aktivitas militer, melainkan wujud kebijakan strategis yang mengintegrasikan seluruh aspek kekuatan nasional.
Destianto juga menyoroti tantangan yang dihadapi diplomasi pertahanan Indonesia, antara lain tekanan dari rivalitas negara besar, fragmentasi kepentingan antarnegara ASEAN, serta ego sektoral antarlembaga dalam negeri. Menurutnya, sinergi antarinstansi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang memahami geopolitik kawasan menjadi kunci dalam meningkatkan efektivitas diplomasi pertahanan nasional.
Melalui kajiannya, ia mengemukakan langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan Indonesia. Pertama, memperkuat koordinasi lintas kementerian dan lembaga dalam merumuskan kebijakan pertahanan luar negeri. Kedua, meningkatkan kapasitas diplomasi pertahanan melalui pendidikan, pelatihan, dan pertukaran pengalaman internasional. Ketiga, mendorong modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) dan kemandirian industri pertahanan nasional untuk mendukung posisi tawar dalam kerja sama regional maupun global.
Taskap ini juga menegaskan pentingnya pemanfaatan forum ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) sebagai kerangka kerja sama yang inklusif, transparan, dan berbasis pada prinsip hukum internasional. Melalui AOIP, Indonesia dapat memperkuat peran sebagai honest broker dan penjaga stabilitas di kawasan, tanpa terjebak dalam rivalitas geopolitik antara kekuatan besar.
