Optimalisasi Penerapan Ekonomi Hijau untuk Memperkokoh Ketahanan Nasional Indonesia

Dalam konteks global yang dinamis, perubahan iklim dan degradasi lingkungan muncul sebagai ancaman serius terhadap ketahanan nasional. Sebagai respons, Indonesia berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan melalui strategi ekonomi hijau, sebagaimana diuraikan dalam Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) berjudul “Optimalisasi Penerapan Ekonomi Hijau di Indonesia Guna Memperkokoh Ketahanan Nasional,” karya Kolonel Pnb Andy F. Picaulima. Taskap ini merupakan kontribusi penting dari Program Pendidikan Reguler Angkatan LXVII Lemhannas RI tahun 2024.

Ekonomi hijau mengacu pada pendekatan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Indonesia menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca hingga 29% pada tahun 2030 dan mencapai nol emisi pada 2060. Target ini didukung oleh kebijakan strategis seperti Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) serta ratifikasi Paris Agreement melalui Undang-Undang No. 16 Tahun 2016.

Penerapan ekonomi hijau dianggap sangat strategis untuk memperkokoh ketahanan nasional. Konsep ini tidak hanya melibatkan pelestarian lingkungan tetapi juga memperkuat fondasi energi, sosial, dan ekonomi bangsa. Taskap ini menyoroti pentingnya investasi pada infrastruktur energi terbarukan, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai langkah konkret yang mendukung implementasi ekonomi hijau.

Meski begitu, penerapan ekonomi hijau tidak terlepas dari tantangan. Indonesia masih bergantung pada bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama. Selain itu, biaya investasi dalam teknologi hijau relatif tinggi, dan adopsi teknologi hijau masih mengalami kesenjangan antarwilayah. Hambatan-hambatan ini memerlukan solusi yang terkoordinasi untuk memastikan penerapan ekonomi hijau berjalan efektif.

Taskap ini menyarankan beberapa strategi untuk mengatasi tantangan tersebut. Di antaranya adalah kebijakan fiskal yang progresif untuk mendorong investasi hijau, transfer teknologi untuk meningkatkan kapabilitas lokal, dan koordinasi lintas sektor guna menyinergikan berbagai kebijakan dan program. Dengan pendekatan ini, diharapkan penerapan ekonomi hijau dapat memberikan dampak yang lebih luas dan mendalam.

Penulis juga menyoroti pentingnya komitmen Indonesia di kancah internasional. Sebagai salah satu negara yang rawan terhadap dampak perubahan iklim, Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin dalam implementasi ekonomi hijau di Asia. Hal ini sekaligus memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam diskusi global tentang pembangunan berkelanjutan.

Scroll to Top